Jumat, 12 Juli 2013

SUAMI SUAMI TAKUT ISTERI



Judul diatas adalah serial senetron yang ditayangkan pada salah satu stasion TV swasta di Jakarta, "Suami-Suami Takut Isteri". Itulah judulnya. Dalam senetron yang diputarkan lepas shalat magrib itu, sangat tersiksa kaum laki-laki sebagai suami. Bahkan lelaki sebagai suami yang merupakan kepala keluarga dalam rumah tangga seperti terinjak-injak hak kelelakian sang suami.
 
Tersebutlah seorang lurah, dalam cerita senetron itu dengan isterinya yang sangat judes. Sang Ibu Lurah itu sehari-hari tampil prima, selalu memakai baju kebaya ala pakaian mendiang Ibu Tien Soeharto. Bedanya, ibu Tien, penampilan enak dipandang. Ibu lurah ini termasuk sangat subur bodinya, ketika ada acara resmi kelurahan membuat Pak Lurah menjadi bosan mengajak isterinya itu, termasuk ke acara pesta perkawinan warganya.  Begitulah sekilas kisah cerita senetron ini.

Ternyata suami takut isteri bukan hanya dalam cerita Senitron belaka, Sebut saja Pak Indrawanto (maaf ini bukan nama alisnya). Tapi sehari-hari Indrawanto dipanggil OM IN. Gaya flamboyan dan sedikit parlente adalah ciri khas sehari-hari Om In. Sebagai salah satu Kepala Dinas dijajaran Pemerintahan Aceh. Om In ini, sangat lihai dan pintar dalam melakukan lobi ke Jakarta untuk menambahkan tambahan dana APBN pada proyek fisik yang dikelola Om In itu.

Rabu, 10 Juli 2013

G. A. Y. O


Ketika Tsunami delapan tahun lalu,
Ketika Darurat Militer 10 tahun lalu,
Ketika peristiwa DI/TII Aceh 55 tahun lalu,
Dataran Tinggi Gayo adalah pilihan utama


Tgk Muhammad Daud Beureueh bertitah
Tgk Muhammad Yus ikut pesan Abu Daud
Jakarta pun terbawa arus titah sang pemberontak
Tanah Gayo pilihan ibu kota Aceh


Kini, Tanah leluhur Gayo porak poranda,
Kini, Kebun kopi menjadi saksi reruntuhan bumi,
Kini, Gemeruhnya burnidelong bergema seantero nusantara,
Pupuslah harapan ibukota hijrah kekota dingin ini.


Masihkah cita-cita Aceh Louser Antara kembali bergema,
Tidak ada jawaban yang pasti.
Kecuali teriakan;
Kami butuh sejahtera,
Kami butuh papan dan pangan,
Kami butuh nyaman,
Kami tak lagi butuh selogan kosong,


Itulah gayo,
Hamparan luas tak bertepi,
Gunung menjulang tak membisu,
Dan Gayo adalah indatunya orang Aceh.




                                                           Benar Meriah, 10 Juli 2013

Senin, 08 Juli 2013

EMBUN PAGI


Tetesan embun pagi  kemaren  masih terasa dingin
Meski mentari sudah segalah dari induknya
Tiba-tiba awanpun menutupi kecerahan mentari pagi itu
Akankah embun ini  suci seperti hari-hari kemarin
Embun pagi tetap bersih walaupun udara tercemar polusi

Pagi ini beda dengan pagi  kemarin
Burung camar  berterbangan keluar  mengintari lagit yang biru
Dan sejak pagi tadi  pelangi  menutupi mentari diufuk timur sana
Tapi mentari tetap memutar rotasi bumi dua puluh empat jam
Mentari tak berani berbohong untuk tidak  menerangkan jagat bumi ini

Bagaimanakah embun pagi diesok pagi
Masihkah pelangi menutubi mentari yang sedang bersinarcerah
Masihkah burung-burung camar bersukaria dengan habitatnya
Akankah gerhana mentari membuat bumi layu dari sinarnya

Semoga embun pagi masih hangat seperti pagi-pagi kemarin


                            Bintaro, Mai 2007,

Minggu, 07 Juli 2013

Ketika Ramadan Tiba


Mesjid tua itu kembali bersolek,
Dua bulan lalu warnanya masih kusam.
Ketika ramadan tiba wajah tua berseri kembali,
Tak ada perubahan ornamennya,
Peninggalan sang endatu  tetap dilestarikan.
Empat tiang tengah dalam mesjid penyangga kubah bertingkat.
Ketika darurat meliter diberlakukan, 
Mesjid tua ini sebagai saksi bisu,
Betapa tidak, 
Pembaitan dan sumpah masal dikumandangan dirumah Allah ini
Mesjid adalah tempat bersujud mengharap ampun dan reda dari illahi
Semoga pintu taubat selama ramadhan terus terbuka
Amien


                         Leubu, juli 2006

RAJA HUTAN


Sebuah kandang tua dengan pintu  dari  besi berduri
tidak bisa mengubah kebringasan sang rajanya
menjadi seokor kera yang diikat dengan rantai dipinggangnya


Singa tua itu adalah raja penguasa dihutan belentara
ia berkuasa atas  kewibawaan diri sejati
singa selalu mengaung-ngaung menentang lawan yng ingin berkuasa
dimana bumi dan langit mendengar teriakan keangkuhan sang raja ini


Hutan tanpa Singa, tanpa harimau, tanpa gajah, tanpa beruang, dan tanpa kancil
 bagaikan tahta tanpa garis  komando
itulah singa
semakin kepedalaman belantara semakin kokoh kesolitan tahtanya
semakin kelorong-lorong gunung iapun bertapa memperkokhkan tahta yang direbutnya


Singa adalah raja di dalam hutan
hutan adalah lautnya singa
laut adalah kekuatan bagi singa
singa adalah singa
anak singa adalah singa
cucu singa adalah singa
cicit singa adalah juga singa
singa...!!!


                                           Jakarta, Mai 2011,

Melepaskan Lelah di BENGKUPI

Oleh: Zulhelmi Abdul Gani
                        
Pernah kah anda berkunjung ke Bireuen, mungkin pernah mungkin juga tidak. Bagi anda yang pernah berkunjung ke Bireuen atau hanya melintas saja di Kota penghasil keripik itu, rasanya tidak lengkap apabila belum merasakan nikmatnya aroma dan harumnya citra rasa kopi di Bengkupi wifi Resto Cafe

Suasa santai dan tempat yang nyaman sangat cocok bagi anda untuk melepaskan lelahsejenak disana. Di Bengkupi wifi Resto Café selain menyediakan wifi gratis bagi anda yang suka berselanjar di dunia maya juga anda akan merasakan keteduhan karena Bengkupi wifi Resto Café memiliki nuansa & suasana yang hommy & casual, cocok untuk menghilangkan hiruk pikuk kebisingan.

Seiring pertumbuhan warung kopi (warkop) yang menyediakan fasilitas internetan gratis di Kabupaten Bireuen serta ramainya penikmat kopi di daerah itu, Drs H. Mustafa A. Glanggang mantan Bupati Bireuen periode 2002-2007 pun tertarik mendirikan sebuah warkop yang diberi nama Bengkupi wifi Resto Café.

Warkop yang terletak di Jalan Medan-Banda Aceh Kawasan Geulanggang Teungoh Kecamatan Kota Juang, Bireuen itu didirikan pada 7 Juni 2010. Sejak dibuka warkop itu sampai sekarang berbagai kalangan pernah singgah disana, sebut saja salah satunya Bupati Pidie Jaya, Gade Salam si “pengila” kopi.