Sabtu, 10 Agustus 2013

Open House Gaya Politik Wak Leh


Rumah Wak Leh, tidak jauh dari lapangan tempat salat Idul Ffitri 1434 H. Mulai lebaran pertama Kamis 8 Agustus 2013 hingga lebaran ketiga silih berganti para tetamu yang bersilaturrahmi kerumah berlantai dua itu.
 
Sebelum lebaran tiba rumah tersebut telah dicat merah-kemerahan.  Sehingga terkesan berwajah minimalis. Pada salah satu sudut rumah itu terpasang sebuah lambang partai politik yang merupakan 'perahu' Wak Leh "menyeberang" ke arena politik Pemilu 2014.

Tradisi open house yang dilakukan Wak Leh sudah memasuki tahun kedua dari empat tahun ia terpilih menjadi anggota DPRD kota kelahirannya. Tapi kali ini lebih lengkap menu sesajian untuk menerima tamu lebaran. Menu utama tetap lontong daging, nasi kuning, sop buah, timphan serikaya. Sedangkan tape warna warni putih, merah, hijau dan kuning adalah menu yang sengaja dipesan oleh Ibu Irma yaitu isteri Wak Leh.

Jumat, 09 Agustus 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Saya dan Keluarga Besar The Glanggang Center mengucapkan Selamat Hari Raya, mohoh maaf lahir dan bathin. Dan, dengan seiring menjelang malam takbiran dikumandangkan diseantero nusantara; .. Allahu Akabar... Allahu Akbar.... Allahu Akbar,... Walillahilham..

Bersamaan itu pula ratusan kiriman ucapan selamat lebaran melalui SMS, BB, Fascebook, dan Tweeter mengalir untuk dibaca yang terkadang Lupa membalas sebagai jawaban ucapan dari keluarga, mitra kerja, baik kalangan politik, bisnis, para ulama, dan tokoh masyarakat. Begitu juga dari tema baru dan teman lama.

Rabu, 07 Agustus 2013

Cambuk Pertama di Indonesia

15 Dicambuk, Seorang Pingsan
Aceh Berlakukan Syariat Islam

HUKUMAN CAMBUK: Salah seorang terpidana menjalani hukuman cambuk di Bieuren, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Jumat (24/5). Hukuman cambuk tersebut diberlakukan sebagai pelaksanaan Syariat Islam di NAD kepada 15 terpidana dalam kasus perjudian. (57v)
BIREUEN - Pemerintah Kabupaten Bireuen, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), pada Jumat (24/6) mulai pukul 13.00, menghukum cambuk 15 orang maisir (pelaku judi) dari jumlah total keseluruhan terpidana yang mencapai 26 orang. Sementara itu, 11 orang lainnya karena alasan kesehatan tidak dapat melaksanakan hukuman pada saat itu. Seorang terpidana tiba-tiba pingsan setelah dicambuk.
Tempat pelaksanaan eksekusi dipilih di halaman Masjid Agung kota tersebut. Para penjudi itu menerima 6-10 cambukan pada punggungnya yang dilakukan oleh sepuluh Polisi Wilayatul Hisbah (Polisi Syariat).
Para terpidana cambuk dinyatakan bersalah setelah aparat dari Polres Bireuen menangkap basah mereka ketika sedang berjudi pada 28 Februari lalu. Adapun barang bukti yang ditemukan petugas ketika itu berupa uang tunai Rp 45 ribu berikut dua bendel kartu judinya. Sebelum dikenakan hukuman cambuk, pelaku juga pernah ditahan di Polres Bireuen dan mendekam di rumah tahanan di kota itu.

Minggu, 04 Agustus 2013

BOH ROM ROM

Orang Aceh bilang boh rom-rom. Undel-undel bahasa Indonesianya. Ada juga orang Aceh sebutkan boh keucret, atau boh beduk bedoh, banyak nama lain menurut daerahnya. Namun populernya boh romrom ini hampir menjadi khas berbuka puasa sebagian masyarakat Aceh.

Cara membuatnya sangat sederhana, mencampurkan tepung dengan air lalu diremas-remas sampai tepung itu mengeras, kemudian dibulat-bulatkan seukuran lebih besr dari anak keneker alias guli, atau lebih kecil dari bola pimpong.

Pekerjaan selanjutnya tepung yang berbentuk bulat melobangingi dengan telunjuk atau ibu jari, seterusnua dimasukan gula pasir atau gula merah kedalam lobang itu, baru kemudian ditutup kembali lubang itu, sehingga tidak kelihatan didalam bola pimpong ada gula pasir atau gula merah.

Langkah selanjutnya merebus dalam kuali yang airnya sudah mendidih lebih dari 90 derajat. Sehingga boh romrom itu berobah warna dari warna tepung yang asli menjadi warna putih pudar yang mengkilat, sehingga gula pasir dan gula mereah yang ada dalam boh rom rom itu sudah mencair menjadi air, boh rom rom itupun mengembang seperti ada udara didalamnya, kelihatan yang sudah masak terapung-apung.